Selasa, 01 Desember 2009

Foto Bapa

History


SEJARAH SINGKAT TARUNG DERAJAT

- AKU RAMAH BUKAN BERARTI TAKUT

- AKU TUNDUK BUKAN BERARTI TAKLUK.

Salam persaudaraan , BOX !

JADIKANLAH DIRIMU OLEH DIRI SENDIRI !

Seni Ilmu Olah Raga Bela Diri TARUNG DERAJAT dideklarasikan kelahirannya dibumi persada Indonesia tercinta, di Bandung 18 Juli 1972 oleh peciptanya seorang putra bangsa yaitu Guru Haji Achmad Dradjat yang memiliki nama julukan dengan panggilan Aa Boxer. Nama panggilan Aa Boxer diterapkan dan melekat pada diri Achmad Dradjat, setelah dirinya mampu dan berhasil menggunakan dan menerapkannya Seni Pembelaan Diri karya ciptanya didalam berbagai bentuk perkelahian, dimana butuh dan harus BERKELAHI atau BERTARUNG dalam rangka BERJUANG untuk mempertahankan kelangsungan hidup, menegakan kehormatan dan membela kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari selaras dengan kodrat hidupnyanya.

Jadi sebenarnya keberadaan Tarung Derajat itu adalah identik dengan perjalanan & perjuangan G.H.Achmad Dradjat yang juga dikenal dengan julukan Aa Boxer dan kini bergelar “SANG GURU TARUNG DERAJAT”.

Perjalanan & Perjuangan hidup Achmad Dradjat dimulai sejak kelahirannya diatas muka bumi ini, Sang Guru Tarung Derajat dilahirkan di Garut 18 Juli 1951 dari pasangan Bapak dan Ibu H.Adang Latif dan Hj.Mintarsih dalam suasana sedang terjadi pertempuran melawan Gerombolan pemberontak yang dikenal dengan sebutan kelompok Darul Islam (D.I), dalam penyerangan tersebut kedua orang tua Achmad Dradjat sebagai Aktivis Pejuang Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang setelah pasca Keemerdekaan menjadi anggota Polisi Istimewa, menjadi salah satu sasaran operasi dari penyerangan Gerombolan tersebut. Berkat kebesaran dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa dapat selamat dari peristiwa itu dan saat itulah Sang Guru lahir dalam keadaan sehat, ditengah kejaran para pemberontak. Peristiwa tersebut telah mengilhami kedua oranng tua Sang Guru memberikan nama DARAJAT (DRADJAT / DERAJAT), yang berarti Berkat yaitu suatu Rahmat karunia Tuhan Yang Maha Esa yang membawa atau mendatangkan kebaikan pada kehidupan manusia, seperti keselamatan dan kesehatan hidup atau kesejahteraan hidup atau juga sebagai harkat dan martabat hidup manusia. Sejalan dan seiring dengan nilai-nilai riwayat Perjalanan & Perjuangan hidup yang dilakukan Sang Guru Achmad Dradjat alias Aa Boxer dalam menciptakan dan melahirkan Ilmu Bela Diri secara Alami, Mandiri, dan Tersendiri serta kejadian-kejadian hidup yang terjadi selalu dinikmati dengan totalitas berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan tindakan-tindakan yang Realistis dan Rasional, dari hasil perjuangan hidup PRIBADI seperti itu, mencuat sebuah nama untuk diterapkan pada Seni Ilmu Olah Raga Bela Diri Karya Ciptanya, yaitu : “TARUNG DERAJAT.” (Tarung, Bertarung adalah Berjuang dan Derajat adalah Harkat martabat kemanusiaan)

Pada usia balita Achmad Dradjat pindah ke Bandung mengikuti perjalanan dinas kedua orang tuanya, tinggal di kawasan Tegallega suatu daerah yang keras dan berpenduduk sangat heteorogin dengan segala perilaku hidupnya yang dinamis. Situasi dan kondisi seperti itu sangat ditunjang dengan keberadaan sebuah lapangan sangat luas yang beraktivitas hampir 24 jam , berbagai macam bentuk kegiatan hidup terjadi dilapangan tersebut, seperti: berbagai kegiatan olah raga, perkealahian masal antar kelompok pemuda remaja, pemerasan, perampokan perjudian, pelacuran, dlsb yang berbau kriminalitas dan kemaksiatan serta dalam waktu-waktu tertentu bisa dan biasa juga dipakai untuk kegiatan kemasyarakatan lainnya oleh seluruh kalangan masyarakat Bandung khususnya dan apabila sesuatu tindak kekerasan terjadi, tidak jarang masyarakat setempat yang berperilaku hidup baik-baik kerap menjadi korban tindak kekerasan, kejadian tindak kekerasan tersebut tidak terkecuali sering juga dialami oleh sosok remaja Achmad Dradjat.

Bagi Achmad Dradjat yang sejak masa anak-anak mempunyai postur tubuh lebih kecil dibanding dengan sesama anak lainnya dan sangat menggemari olah raga keras, seperti sepak bola dan beladiri, selain itu dirinya yang berkarakter berani dan ulet, menjadikan hidup dan dibesarkan dilingkungan seperti itu memiliki arti dan tantangan yang tersendiri.

Berbekal didikan Akhlak Budi pekerti dan Ajaran Agama yang diterapkan kedua orang tua dan tertanam serta terpelihara secara ketat dan berdisiplin sejak masa kecil. Aa, demikian dipanggil dalam lingkungan keluarganya (Aa adalah suatu panggilan dalam bahasa daerah sunda bagi anak laki yang tertua atau yang dituakan) mulai memasuki lingkungan yang keras, bermacam cara datang dan terjadi perekelahian antar kelompok maupun perorangan, pemerasan serta berbagai bentuk tindak kekerasan lain.

Dalam lingkungan demikian sifat pemberani dan keinginan menolong teman yang dimilikinya, seringkali membuat Aa mengalami berbagai tindak kekerasan, perklelahian demi perkelahian harus ia lalui walau lebih sering kalah dari pada menangnya, dengan segala keuletan yang didasari oleh hasil didikan Akhlak dan ajaran Agama yang terus melekat, dirinya mampu meng hadapi dan mengatasi berbagai rintangan hidup setahap demi setahap secara pasti, hingga pada usia 13 tahun tindak kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh sekelompok pemuda remaja dan manusia lain yang tidak bermoral dan tidak bertanggung jawab nyaris merenggut jiwanya.

Bagaimana tidak, peristiwa pengeroyokan dan penganiayaan yang dialaminya itu terjadi ditengah keramaian orang-orang yang hanya bisa menjadi penonton dan sebagian lainya hanya mampu menjadi penganiaya, dalam keadaan seperti itu Achmad Dradjat dituntut harus mampu bertahan hidup dalam kesendirian, bukan mempertahankan diri sampai lupa diri. Sesungguhnya dari kenyataan peristiwa tersebut sangat disadri hanya kerena Kebesaran dan Kekuasaan Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang menghendaki nasib lain sehingga Aa dapat terselamatkan dari nasib yang lebih buruk lagi.

Kejadian serupa terjadi dialami Achmad Dradjat pada saat belajar latihan beladiri secara resmi sebagai anggota suatu perkumpulan beladiri, dalam peristiwa tersebut dirinya dipaksa untuk berkelahi menggunakan teknik yang berlaku di beladiri itu sendiri melawan anggota senior yang bertubuh jauh lebih besar, dengan demikian Achmad Dradjat yang baru belajar dasar-dasar teknik perkelahian tidak mampu berbuat banyak selain bertahan diri, disaksikan anggota senior lain, pelatih dan guru besarnya yang ada diruang latihan lainnya. Achmad Dradjat dengan teknik yang terbatas tadi seluruh badannya penuh dengan luka memar, namun demikian tidak ada fikiran dan rasa dari penyaksi termasuk guru besarnya untuk bertindak, menghentikan dan menyelamatkan perkelahian. Dalam kesendirian sosok remaja Achmad Dradjat kembali harus berjuang diri mempertahankan keselamatan dan kesehatan hidupnya.

Dari perkelahian ke perkelahian itulah Achmad Dradjat secara alami dirinya tertempa dan terlatih untuk menjawab tantangan hidup yang keras dan dari kerasnya kehidupan yang dialami sifat fisik dan sikap mentalnya terbina dan terbiasa untuk menerima kenyataan hidup secara realistis dan rasional. Kemampuan itu dimiliki karena pada dasarnya, setiap mahluk hidup telah dibekali kemampuan gerak reflek untuk bertahan hidup. Fikiran , rasa dan keyakinan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masanya dan terbayangi sepanjang usia, baik kejadian itu berupa musibah maupun anugerah, pengalaman tersebut pada dasarnya adalah bagian dari proses pembelajaran dan pelatihan otot, 0tak serta nurani untuk menentukan arah hidup yang lebih baik menuju pada kehidupan yang benar selaras dengan kodratnya.

Berbagai macam kejadian dan pengalaman hidup yang terjadi dalam lingkup pembelaan diri yang berasal dan mengandalkan dari gerak reflek dan dorongan naluri ,insting atau garizah yang terus terjadi secara berulang tersebut, mengasah otot, otak serta nuraninya untuk terbiasa menghadapi berbagai ancaman dan terlatih untuk menjawab tantangan hidup, yang berupa menjaga keselamatan dan kesehatan diri, menegakkan dan mempertahankan kehormatan serta membela kemanusiaan.

Bersamaan dengan itulah proses penciptaan gerak dan jurus dibentuk dan diuji dari perkelahian. Proses ini disempurnakan melalui suatu penempaan diri, baik secara fisik maupun mental dengan cara yang tersendiri dan mandiri. Gerakan tubuh yang kemudian menjadi jurus ini, seluruhnya didasari gerak reflek yang alamiah.

Dari penempaan praktis ini gerakan tubuh yang tercipta manjadi sangat efektif bagi suatu pembelaan diri. Gerakan dan jurus serta metode latihan didasari kemampuan alamiah. Semua ini sebenarnya dimiliki semua manusia sebagai fitrah dan bisa dikembangkan secara mandiri, inilah yang mendasari lahirnya sebuah prinsip hidup Tarung Derajat “Jadikanlah Dirimu oleh Diri Sendiri.”

Hingga menginjak usia pemuda remaja, Achmad Dradjat telah menunjukan kemampuaan dan keunggulan dalam menghadapi berbagai tindak kekerasan dan perkelahian. Achmad Dradjat juga menularkan kemampuan beladirinya pada rekan-rekan dekat dan masyarakat lain yang membutuhkannya, yang sebagian besar memintanya untuk menjadi “Guru.” Akhirnya, pada tanggal 18 juli 1972 diikrarkan pendirian Perguruan Tarung Derajat yang menjadi tanda utama resminya kelahiran Ilmu Olah Raga Seni Ilmu Pembelaan Diri karya cipta Achmad Dradjat.

Gelar “SANG GURU” menjadi sebuah panggilan kehormatan dan penghargaan sekaligus sebagai Saripati Jati Dirinya dari apa yang diperjuangkannya dalam menciptakan ILmu Olah Raga Seni Pembelaan Diri TARUNG DERAJAT bagi murid-murid dan Perguruan Pusat Tarung Derajat.

Profil Tarung Derajat

MENGENAL TARUNG DERAJAT.

AKU RAMAH BUKAN BERARTI TAKUT

AKU TUNDUK BUKAN BERARTI TAKLUK.

BOX ! SALAM PERSAUDARAAN.

TARUNG DERAJAT itu Seni Ilmu Olah Raga Bela Diri yang memiliki ciri khas dan kemandirian tersendiri, seperti Sistem Pembelaan Diri Reaksi Cepat yang Praktis dan Efektif dengan gerak anggota tubuh yang Realistis dan Rasional. Hal itu adalah, Logika dan Tindakan Moral yang memanfaatkan senyawa daya gerak Otot, Otak serta Nurani untuk digunakan terutama pada upaya Pemeliharaan Keselamatan dan Kesehatan hidup, seperti Menghindari dan mempertahankan diri dari segala bentuk tindak kekerasan yang merusak derajat moral kemanusiaan dan Menghormati persamaan hak dan kewajiban dalam pergaulan umum dimanapun berada, serta Pencegahan dan Pemulihan penyakit fisik dan mental yang menumbuhkan kerusakan pada tatanan kehidupan, misalnya: Persaingan hidup dan Keserakahan.

Senyawa daya gerak Otot, Otak serta Nurani tersebut berasal dan diperoleh antara lain, yaitu dari: Didikan Akhlak budipekerti dan Ajaran Agama yang diterapkan oleh kedua orang tua dan tertanam serta terpelihara secara berdisiplin sejak masa kecil, dari gerak reflek anggota tubuh dan bagian penting lainnya yang alami sebagai bagian dari kelengkapan hidup bawaan lahir yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana kepada setiap mahluk hidup ciptaannya yaitu suatu kemampuan gerak alami mempertahankan diri untuk bertahan hidup dari sesuatu bahaya yang mengancam kehidupannya, antara lain: Naluri, Insting dan Garisah, serta dari hasil terapan Pengalaman Hidup lainnya yang menjadi magnit dan pendorong yang kuat untuk membangun sendiri secara mandiri suatu cara mempertahankan dan menahan diri yang tersendiri dan bermanfaat dalam penyelenggaraan KEHIDUPAN selaras dengan Kodratnya. Sebelum senyawa daya gerak Otot, Otak serta Nurani melekat pada seluruh Anggota Tubuh beserta bagian-bagiannya dan dijadikan sebagai alat untuk Pembelaan Diri, haruslah difikirkan, dirasakan dan diyakini akan keamanan dan keampuhannya. Untuk menjamin hal itu senyawa daya gerak Otot, Otak serta Nurani tersebut harus melalui serangkaian Proses Uji tentang Daya Serang dan Daya Tahan , Sifat Fisik dan Sikap Mental serta Khasiat dan Manfaatnya, sehingga dapat ditentukan bentuk Teknik, Taktik dan Strategi Mempertahankan dan Menahan Diri yang paling patut dan sangat pantas untuk diciptakan secara khusus dan diterapkan melalui cara yang tersendiri dalam arena kehidupan sehari-hari untuk ditumbuh kembangkan serta diorganisir dengan pola hidup yang mandiri dan alamiah. Pada penciptaan dan penerapan selalu dilakukan penelitian dan ketelitian mutu teknik, taktik dan strategi untuk menjamin agar alat pembelaan diri dapat dikuasai dengan mutu terjamin dan dapat digunakan sesuai dengan derajat kebutuhan dan peruntukannya.

Fikiran, Rasa dan Keyakinan tentang Hikmah yang terkandung dibalik terjadinya kejadian – kejadian hidup yang mengguncang perasaan batin

TARUNG DERAJAT (TARUNG DRADJAT), adalah Logika dan Tindakan Moral yang memanfaatkan Senyawa Daya Gerak Otot - Otak serta Nurani untuk digunakan terutama pada upaya PEMBELAAN DIRI yaitu Pemeliharaan Keselamatan dan Kesehatan Hidup, seperti Pencegahan dan Pemulihan Penyakit fisik dan Mental serta mempertahankan dan menahan diri demi tegaknya kehidupan yang bermartabat.

Senyawa Daya Gerak Otot - Otak serta Nurani tersebut berasal dan diperoleh dari: Didikan Akhlak Budipekerti dan Ajaran Agama yang diterapkan oleh kedua Orang tua dan melekat secara terpelihara sejak masa kecil, dari Reflek Gerak Tubuh alami sebagai bagian dari kelengkapan hidup yang di Anugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada setiap mahluk hidup ciptaannya, antara lain: Naluri, Insting, dan Garisah, serta hasil dari terapan Pengalaman hidup sendiri.

Sebelum senyawa diserap dan meresap serta melekat pada setiap gerak anggota tubuh kemudian digunakan sebagai Alat untuk Perlindungan diri, haruslah di Fikirkan, di Rasakan dan di Yakini akan Keamanan dan Kemanfaatannya, untuk menjamin hal itu Senyawa Daya Gerak Otot - Otak serta Nurani, harus melalui rangkaian Proses UJI, tentang: Khasiat, Daya Tahan dan Serang, serta Sifat Fisik dan Sikap Mentalnya, sehingga dapat dibangun bentuk dari pada Sistem Pembelaan Diri yang paling Realistis dan Rasional serta sangat Praktis dan Efektif untuk menyikapi dan menjawab kejadian dan tantangan hidup yang merusak harkat martabat atau derajat kemanusiaan dan tatanan kehidupannya.

Berbagai macam cara, upaya dan pengorbanan dilakukan didalam membangun system teknik, taktik dan strategi pertahanan dan ketahanan diri ini, perjuangan hidup tersebut terkordinasi dalam tahapan proses pembelajaran dan pemberlatihan olah gerak anggota badan beserta bagian-bagian pentingnya, seperti: bagian kepala, tangan, kaki dan perangkat tubuh lainnya dalam bentuk gerakan yang sesuai dengan fungsi dari pada anggota tubuh tersebut, misalnya Pukulan , Tendangan , Hindaran , Tangkisan , Bantingan dan Kuncian serta gerak tubuh lainnya yang terkait dalam kepentingan gerakan beladiri. Pada penerapannya yang dipraktekan langsung dalam kehidupan sehari-hari dimana diperlukan dan butuh berkelahi guna menyelamatkan kelangsungan hidup, menegakkan kehormatan dan membela kemanusiaan serta sambil menguji kemampuan hasil belajar dan berlatih diri sendiri. Dan sesungguhnya kebiasaan berkelahi tersebut menjadi bagian dari proses penempaan fisik dan mental yang sangat memiliki pengaruh pada pembentukan jati diri seni Pembelaan Diri ini dari perkelahian jalanan ini pula kemudian dikenal istilah TARUNG BEBAS yang kemudian menjadi salah satu cirri khas dari Seni Ilmu Olah Raga Bela Diri ini.

“TARUNG DERAJAT.yaitu : “ Ilmu Olah Raga Seni Beladiri yang memanfaatkan Senyawa daya gerak Otot – Otak serta Nurani didalam Pembelajaran dan Pemberlatihan Gerak seluruh anggota tubuh beserta bagian-bagian pentingnya, antara lain Kepala, Tangan, Kaki dengan segala keinderaannya didalam lingkup Proses penempaan fisik dan Mental dalam rangka menguasai dan menerapkan 5 unsur Daya Gerak Moral, yakni: Kekuatan-Kecepatan-Ketepatan-Keberanian dan Keuletan, dalam Teknik, Taktik dan Strategi Mempertahankan dan Menahan Diri yang Agresif dan Dinamis pada bentuk Pukulan, Tendangan, Hindaran, Kibasan, Bantingan, Kuncian serta gerak Bertahan Menyerang lainya yang Praktis dan Efektif, bagi suatu Pembelaan Diri yang Realistis dan Rasional “. Pada proses pembentukan dan penerapan selalu dilakukan pengkajian Derajat teknik, taktik dan strategi pertahanan dan ketahanan diri untuk menjamin agar Sistem Pembelaan Diri

terserap dan melekat pada anggota tubuh dengan Derajat terjamin serta dapat digunakan dalam arena Kehidupan sehari-hari sesuai dengan peruntukan dan kepentingannya.

Tarung Derajat dilahirkan di Bumi Persada Indonesia tercinta di kota Bandung Jawa Barat pada tanggal 18 Juli 1972, yang ditandai dengan Ikrar pendirian Perguruan Pusat Tarung Derajat oleh Sang pendiri tunggalnya, yaitu Pencipta Tarung Derajat bernama : ACHMAD DRADJAT yang akrab dipanggil dengan nama sebutan “AA BOXER”. Nama sebutan tersebut diterapkan dan terpatri pada Sang Guru Achmad Dradjat untuk menandai dirinya sendiri yang telah mampu dan berhasil meraih tahapan awal dari suatu proses Perjuangan panjang, antara lain: Melakukan perlawanan diri terhadap suatu Tindak Kekerasan Fisik yang mengancam Keselamatan dan kesehatan hidupnya, tindak perlawanan tersebut dilakukan dengan kemampuan fisik yang terbangun dan dibangun dari hasil proses Renungan dan Pelatihan diri .

KEHIDUPAN pada Hakekatnya, adalah merupakan Interaksi antara Manusia dengan Alam semesta, Manusia dengan Lingkungannya, Manusia dengan Manusia lainnya, Manusia dengan Dirinya sendiri, serta Manusia dengan Tuhannya.

Selaras dan sejalan dengan Hal-hal diatas tadi, adalah sosok Guru Achmad Dradjat seorang putra bangsa Indonesia yang akrab dengan nama panggilan AA BOXER. Sejak usia remaja 13 tahun Berjuang Diri mencari dan menggali sendiri secara mandiri, untuk memiliki dan menguasai Sesuatu Hal yang Khas dan tersendiri, guna Menyelamatkan dan Menyehatkan Kelangsungan Hidupnya.

Kehidupan masa kecil Sang Guru Achmad Dradjat yang mempunyai postur tubuh Lebih Pendek dan kurus bila dibanding dan ditandingkan dengan anak-anak sebayanya yang berumur rata-rata sama, kelebihan badan luarnya itu terimbangi dengan sifat dan sikap bawaan hidup yang Berani dan Ulet serta selalu Realistis dan Rasional dalam Berkehidupan. Hidup dan dibesarkan disuatu tempat tinggal yang peri kehidupan masyarakatnya sangat keras dan heteorogin,

terimbangi yang lebih itu adalah Suatu Ilmu Olah Raga Seni Bela Diri, yang dinamakan “ TARUNG DERAJAT “. memanfaatkan senyawa daya gerak Otot, Otak serta Nurani untuk digunakan terutama pada upaya menguasai dan menerapkan 5 (Lima) Unsur Daya Gerak Moral , antaralain : Kekuatan, Kecepatan, Ketepatan, Keberanian dan Keuletan, pada Sistem Mempertahankan dan Menahan Diri

Bermacam cara , upaya dan pengorbanan dilakukan dalam kesendirian oleh Achmad Dradjat dan secara mandiri serta tersendiri pula mencari dan menggali suatu cara , tempat dan sarana , prasarana lainnya yang Praktis dan Efektif untuk suatu Penempaan diri , hal itu dikerjakan sejalan dengan penyelenggaraan hidup sehari-hari ditengah kerasnya Kehidupan yang ditapakinya dari saat ke saat semasih hidup pada masanya , seiring dengan bergulirnya sang waktu Perjuangan hidup pribadi Achmad Dradjat yang syarat mengalami berbagai Tindak Kekerasan dan diwarnai bermacam Perkelahian fisik dan mental yang menguras Tenaga ,fikiran dan Perasaan yang terjadi secara alami maupun terprogram baik yang disebut perkelahian jalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya saat berlatih Beladiri lainnya pada upaya uji banding dan tanding dengan cara bela diri yang sedang dibangunnya.: “ ILMU OLAH RAGA SENI BELA DIRI “ ( Ilmu adalah Pengetahuan, Kepandaian atau Keterampilan - Olah adalah Mengolah, Menggodok atau Menempa dan Raga adalah badan dengan seluruh perangkatnya atau wadah dari jiwa - Seni adalah Kesanggupan akal fikiran untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi dan bermanfaat atau Karya yang diciptakan dengan Kemampuan luar biasa – Bela adalah Membela, Menjaga, Merawat, Menahan, Memelihara dan Diri adalah Sendiri, orang yang terpisah dengan orang lain atau Pribadi yang Mandiri).

Pada Proses Pembentukan dan Pembangunan System serta Pola dan Penerapan Teknik, Taktik dan strategi Ilmu Olah Raga Seni Bela Diri tersebut, setiap saat selalu dilakukan Pengujian dan Pengkajian Derajat kemampuannya secara terus menerus dan bertahap untuk menjamin, agar CARA Mempertahankan dan Menahan Diri ini dapat dikuasai dengan baik dan terjamin Keamanan dan Keampuhannya serta dapat dipakai sesuai dengan peruntukan dan kepentingan didalam memangku Kehidupan diatas muka bumi selaras dengan Kodrat Nya.

Sejalan dengan Perjuangan Hidup yang dilakukan Sosok diri Achmad Dradjat yang Konsisten dan Konsekwen dengan segala resiko Perjuanganya

Filosofi

TARUNG DERAJAT

DEFINISI :

Tarung Derajat itu adalah Ilmu Olahraga Seni Pembelaan Diri yang memanfaatkan senyawa daya gerak Otot, Otak serta Nurani. Didalam proses pembelajaran dan pemberlatihan gerak seluruh anggota tubuh beserta bagian bagian penting lainnya untuk memiliki dan menerapkan 5 (lima) unsur daya moral, yaitu : Kekuatan – Kecepatan – Ketepatan – Keberanian dan Keuletan pada Sistem Teknik – Taktik dan Strategi Ketahanan dan pertahanan diri yang dinamis dan agresif dalam bentuk Pukulan, Tendangan, Bantingan dan Kuncian, serta mampu digunakan secara Praktis dan Efektif terutama pada upaya Pembelaan Diri .

HAKEKAT TARUNG DERAJAT :

Tarung Derajat itu adalah Ilmu Olahraga Seni Pembelaan Diri yang memanfaatkan Senyawa Daya Gerak Otot, Otak serta Nurani secara Realistis dan Rasional, didalam proses pembelajaran dan pemberlatihan gerakan-gerakan seluruh anggota dan organ tubuh serta bagian-bagian penting lainnnya, dalam rangka memiliki dan menerapkan 5 (lima) unsur daya moral, antara lain yaitu : Kekuatan – Kecepatan – Ketepatan – Keberanian dan Keuletan, yang melekat dengan Dinamis dan Agresif dalam suatu Sistem Ketahanan / Pertahanan diri serta Pola Teknik, Taktik dan Strategi Bertahan menyerang yang Praktis dan Efektif bagi suatu Pembelaan Diri. Untuk digunakan terutama pada upaya Pemeliharaan Keselamatan, Kesehatan dan Kesempatan Hidup sebagai Manusia yang berhakekat, seperti mampu menghindari dan menjauhkan sikap hidup permusuhan dan kesombongan, pencegahan dan pemulihan penyakit fisik dan mental, serta mampu mensyukuri kehidupan dan berbuat amal kebaikan bermanfaat bagi kemanusiaan.

Senyawa Daya Gerak Otot, Otak serta Nurani di atas tadi berasal dan diperoleh dari proses Fikiran Rasa dan Keyakinan atas dan tentang berbagai macam sifat, motif dan bentuk serta cara datang kemudian menerima dan menyikapi serta menjawab peristiwa-peristiwa terjadinya suatu kejadian hidup yang dialami dan teralami sendiri di dalam menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan bidang garapan hidup yang ditekuni secara Realistis dan Rasional pada setiap tatanan ruang lingkup, tataran dan tingkatan kehidupan yang diganti selaras dengan adab-adabnya dalam rangka berinteraksi hidup keluarga, masyarakat, hingga bernegara dan berketuhanan YME. Pengalaman tersebut bergulir secara alamiah dari waktu ke waktu sejak masa kecil bergerak sepanjang hayat.

Rangkaian dari suatu proses pengalaman hidup tersebut ditata dalam bentuk paduan imajinasi yang sarat dengan hasrat perjuangan dan kerja keras untuk merubah nasib, tertata dalam bentuk paduan kreativitas. Paduan imajinasi menyatu dengan paduan kreativitas melahirkan suatu tindakan hidup yang praktis dan efektif. Dan tindakan moral yang dilakukan dengan konsisten pada setiap menghadapi tantangan dan tuntutan hidup, merefleksi dalam paduan Keberanian Moral.

PRINSIP TARUNG DERAJAT :

JADIKANLAH DIRIMU OLEH DIRI SENDIRI !

MENJADI PRINSIP PELATIHAN TARUNG DERAJAT

Dengan imajinasi, kreativitas dan keberanian moralnya, sosok pribadi anak bangsa bernama Achmad Dradjat membina diri, menempa fisik dan mental, menjawab tantangan dan memenuhi tuntutan hidup.

Serta membentuk jati diri sendiri secara mandiri dan tersendiri. Hal ini ditandai dengan menerapkannya nama julukan dengan panggilan AA BOXER. Nama panggilan AA BOXER melekat pada Achmad Dradjat setelah dirinya mampu dan berhasil menciptakan dan menerapkan suatu cara Pembelaan Diri karya ciptanya pada kehidupan sehari-hari dimana diperlukan dan penting melakukan suatu pembelaan diri demi memelihara diri dan membela kemanusiaan